”Balada Sang Pangeran Sunan Katong”

Di balik tirai berhembusnya zaman
Terluang deras sejuknya suasana
Dering cerita terdengar menawan
Terbuai indah dalam senyuman

Betapa tenang zaman ini mendengarkan
Ingin rasanya tuk menghampiri
Dua pangeran berseteru karena salah paham
Sang pangeran Sunan Katong dan Pakuwojo

Ooh.. Sunan Katong,
Engkaulah pangeran yang sejati
Menghalangi apa yang dilakukan Pakuwojo
Yang akan membunuh anaknya sendiri

Ooh.. Pakuwojo
Kenapa kau lakukan perbuatan yang tidak terpuji
Ingin membunuh anaknya sendiri
Karena anaknya tidak mau menuruti kehendaknya

Diangkatlah Sang Keris Pakuwojo
Untuk ditikamkan ke anaknya
Dengan gagah berani Sang pangeran menghalangi
Tertancaplah keris Pakuwojo ke dada Sang pangeran

Tertusuklah Sang pangeran dan Sunan Katong
Dengan tertatih-tatih Sang pangeran
Memegang keris yang ditusukkannya
Keluarlah darah putih yang deras dari Sang pangeran
Mengetahui yang tertusuk bukan anaknya
Melainkan gurunya yaitu Sunan katong
Bersujudlah dia, takutlah Sang pakuwojo
Dengan bersujud di tanah dia sangat ketakutan

Dengan kesakitan Sang Pangeran pun mencabut keris itu
Gemetarlah Sang Pangeran dengan keris di tangannya
Dengan gemetar ditusukkanlah keris itu
Ke muridnya yang tak lain Pakuwojo

Dengan tubuh gemetar
Dengan sisa tenaga
Mengalirlah darah merah
Dari Sang Pakuwojo

Dengan tercampurnya darah merah dan darah putih
Menjadilah warna ungu
Dengan mengalir deras darah itu seperti kali
Menjadilah ”Kaliwungu”

Ooh.. Sang pangeran
Engkau menjadi contoh bagi sang santri
Kepribadianmu, perilaku yang sangat mulia
Semoga kau mulia di sisi-Nya.

Karya: M. Rizki Aditya
SMPN 2 Kaliwungu

*Materi Lomba Cipta Puisi Balada dalam seleksi Festival dan Lomba Seni Siswa (FLS2N) 2010 Kabupaten Kendal.
Share on Google Plus

About yudairza

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 Comments:

Posting Komentar