Menjauhi sifat sombong

Amal itu tidak benyak membutuhkan modal dan terkesan lebih irit karena Allah swt melarang untuk berbuat mubadzir QS. al-Isra’ [ ], untuk berzina pasti membutuhkan modal dan beresiko tinggi, begitu juga mencuri, mabuk, judi dan lain sebagainya tetapi ada pula dosa besar yang tidak banyak menggunakan modal dan ini sangat berbahaya.

Ketika maksiat harus membutuhkan high cost maka hanya orang-orang kaya yang dapat melakukannya, tetapi jika ada kemaksiatan berdosa besar dan bisa dilakukan tanpa modal tentu akan dapat dilakukan siapa saja.. yaitu maksiat berupa hidup dalam style sombong. Sombong tidak memerlukan biaya banyak dan sangat besar dosanya. Iblis dilaknat oleh Allah tidak lain adalah karena hidup dalam kesombongan, ia memilih menentang perintah Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam as hanya semata-mata menyombongkan kejadianyna dari Api sedangkan Adam as diciptakan oleh Allah dari tanah. Unsur tanah/debu adalah unsur penciptaan yang tergolong rendah. Jadi sombong hanya modal berbangga hati. Melihat orang cacat kita merasa paling sempurna, melihat orang jelek kita merasa ganteng dan seterusnya adalah salah satu perbuatan sombong.

Walau bagaimanapun yang paling tahu tentang kesombongan adalah diri kita sendiri. Selain diri pribadi maka tidak ada seseorang pun yang mengetahuinya. Dalam rangka menjaga agar kita tidak terjebak dalam kesombongan adalah, perlu adanya beberapa paradigma yang harus kita lahukan, semua akan TIPS KITA rangkum dalam tips sebagai berikut:

1. Kalau kita kaya, maka lihatlah kepada si miskin. Kelak orang miskin tidak banyak yangharus dipertanggungjawabkan kepada Allah berkaitan dengan hartanya. Semakin banyak yang harus dipertanggung jawabkan maka seseorang semakin banyak pula beban yang ditanggungnya

2. Kalau kita miskin, lihatlah kepada orang kaya dan anggap saja mereka adalah orang-orang yang mudahh untuk melakukan amal baik berupa zakat, sedekah, kasih sayang kepada anak yatim dan seterusnya.

3. Kalau kita adalah orang yang kebetulan berusia lebih tua, maka yakinkanlah bahwa kita sudah banyak melakukan maksiat pada saat dia belum lahir, lalu berapa banyak maksiat yang kita lakukan samapai pada usia yang se-tua ini

4. Jika kita lebih muda, maka yakinkan pada diri anda bahwa, amal orang yang lebih tua tentu jauh lebih banyak ketimbang amalnya orang yang lebih muda, karena sebelum kita dilahirkan orang yang lebih tua sudah terleih dahulu bisa beramal, dan tentunya lebih banyak amal mereka sehingga kita tidak sombong

5. Jika melihat orang yang sedang maksiat, maka tanyakan pada dirimu jangan-jangan mereka yang bermaksiat kemudian kelak Allah memberikan hidayah dan ia mengakhiri hidupnya dalam keadaan husnul khatimah sedangkan kita yang saat ini mungkin sja sebaliknya.

6. Jika melihat orang ‘alim, tentu kita adalah orang yang jauh derajatnya daripada orang alim tersebut..dengan begitu insyallah kita akan terjauh dari sifat sombong.
Share on Google Plus

About sukasmo

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 Comments:

Posting Komentar